Jumat, 16 Juli 2010

resume atletik

Sebelum melakukan olahraga kita haruslah melakukan pemanasan atau sering di sebut warming up terlebih dahulu,ini berguna untuk tubuh kia supaya tidak kaku dalam melaksanakan olaharaga,berikut adalah bagian dan fungsi dari warming up:
a. Menyiapkan tubuh menghadapi latihan yang lebih intensif.
b. Menjaga tubuh dari kemungkinan cedera yang berbahaya.
c. Menunjang penampilan fisik dan kesemaptaan.
Sifat warming up :
a. Mudah dilakukan.
b. Sederhana/sudah dikenal.
c. Lincah.
d. Menyenangkan dan menggembirakan.
e. Menyeluruh.
f. Musik ringan, maat 2/4 - 4/4 irama tetap.
g. Waktu antara 8-9 menit.
Geraka meliputi :
a. Pelemasan.
b. Pemanasan pada sendi.
c. Stimulan pada paru-paru dan jantung.
d. Peregangan pendek.
e.lari 2 putaran

Manfaat Pemanasan Sebelum Berolah Raga
Memutuskan untuk rutin berolahraga adalah hal yang baik. Namun, jangan lupa untuk memulainya dengan pemanasan. Lantas sebenarnya seberapa penting pemanasan itu?

Saat Anda rutin berolah raga, banyak sekali manfaat yang didapat. Baik dari turunnya berat badan, semakin kuatnya otot dan tulang, hingga lancarnya sistem kardiovaskular.

Beberapa latihan awal dapat menyakitkan apabila Anda mengabaikan langkah kecil yang penting sebelum berolah raga, yakni pemanasan. Sepenting itukah pemanasan sebelum berolah raga?

Jawabannya ya! Tujuan utama dari pemanasan adalah mempersiapkan seluruh tubuh Anda baik sistem kardiovaskular, sendi-sendi hingga otot-otot sebelum tubuh bekerja keras.

Layaknya mesin mobil yang dipanaskan, pemanasan sebelum berolah raga berfungsi juga untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga meningkatkan kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu pemanasan juga mengurangi resiko cedera selama berolah raga. Karena tanpa melakukan pemanasan sendi-sendi dan otot-otot kerap kaget sehingga menimbulkan cidera. Bahkan pemanasan juga dapat meningkatkan kinerja selama program latihan Anda.

Dan selanjutnya setelah kita melakukan pemanasan ,kita melakukan streching
GERAKAN PEREGANGAN (STRETCHING)
1. PENGERTIAN PEREGANGAN (STRETCHING)
Pada saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan. Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi.
1. MANFAAT MELAKUKAN PEREGANGAN (STRETCHING)
Terdapat beberapa manfaat apabila seseorang melakukan gerakan peregangan sebelum memulai aktifitas olahraga, diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Meningkatkan suhu (temperature) tubuh beserta jaringan-jaringannya.
2. Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.
3. Meningkatkan detak jantung sehingga akan mempersiapkan bekerjanya system cardiovascular (jantung dan pembuluh darah).
4. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
5. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan gerakan tubuh.
6. Memudahkan otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara lebih cepat dan efisien.
7. Meningkatkan kapasitas kerja fisik.
8. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.
9. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang (meregang).
10. Terjadi peningkatan kondisi secara psikologis.
11. Mengurangi dampak cedera.
1. MACAM GERAKAN-GERAKAN STRETCHING AKTIF
Stretching aktif adalah pemanasan atau peregangan yang dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain serta dapat dilakukan dalam posisi berdiri atau duduk bahkan dengan tidur terlentang maupun tengkurap. Gerakan peregangan yang dapat dan boleh dilakukan adalah sebagai berikut:
1. 1. Peregangan kepala: berfungsi untuk mengulur M. Trapezius
O: protuberentia occipitalis externa, linea nuchae superior, septunechea, processus spinosi, semua vert. thoracalis
I: pars descendens dari bagian cranial septum nuchae pada extrimitas acromialis claviculae, pars ascendens dari vert. thoracalis yang bawah pada tepi bawah spina scapulae.
Dengan persendian:
Gerakan peregangan itu sendiri terdiri atas gerakan sebagai berikut:
1. Menundukkan kepala ke bawah dan meregangkan kepala ke atas dengan suatu hitungan tertentu.,
b) Menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan suatu hitungan tertentu.
c) Mematahkan kepala ke kanan dan ke kiri dilakukan dengan suatu hitungan tertentu.
1. 2. Peregangan tangan dan lengan: bertujuan untuk meregangkan otot triceps, deltoid, biceps, fleksor, dan ekstensor.
Gerakan peregangannya terdiri atas:
a) Menekuk tangan kanan menyamping ke kiri dengan ditahan menggunakan tangan kanan dan kemudian sebaliknya dengan hitungan tertentu.
b) Tangan kanan ditekuk di belakang kepala kemudian ditekan menggunakan tangan kiri dan kemudian sebaliknya dengan hitungan tertentu.
c) Meregangkan/menarik kedua tangan ke atas dalam suatu hitungan tertentu.
d) Menekuk telapak tangan kanan ke atas dan ke bawah dengan hitungan tertentu serta demikian jugan dengan tangan kiri.
1. 3. Peregangan pinggang & perut: ditujukan untuk meregangkan otot seratus, rectus abdominis, latisimus dorsi, eksternal oblique, dan tendinous inscription.
O: ujung bagian medial iga I bagian tulang
I: permukaan bawah clavicula sepanjang sulcus subclavius
a) Mencondongkan badan ke depan hingga mencium lutut dan sebaliknya ke belakang dengan suatu hitungan tertentu,
b) Mencondongkan badan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan hitungan tertentu.
c) Memutar badan ke kanan dan kiri dengan hitungan tertentu.
d) Peregangan perut dengan menegakkan badan seperti pada gambar di bawah ini:
1. 4. Peregangan tungkai & kaki: bertujuan untuk meregangkan otot hamstring, gluteus, semitendinosus, gracilis, gastrocnemius, peroneus, dan vastus.
2. a. M. gluteus maximus
O: Ala ossis ilium, permukaan belakang os sacrum dan os coccygis, lig. Sacroiliaca posteriora, lig. sacrotuberosum
I: 2/3 bagian atas pada tractus iliobiatis, 1/3 bagian bawah pada tuberositas glutea femoris.
1. M. gastrocnimius
a) Menekuk lutut ke atas dan ditempelkan ke dada dengan ditahan mengguanakan kedua tangan secara bergantian dengan hitunganb tertentu.
b) Menekuk kaki ke belakang dengan ditahan menggunakan tangan dalam hitungan tertentu.
c) Dalam posisi start jongkok lari dalam hitungan tertentu dengan bergantian kaki kanan dan kiri sebagai tumpuan.
d) Mendorong kaki ke depan dan ditahan dalam hitungan tertentu secara bergantian kaki kanan dan kiri.
e) Kaki dalam posisi jongkok menggunakan hitungan tertentu.
1. PEREGANGAN ATAU STRETHING YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN
Bagi atlet melakukan peregangan yang berlebihan dianggap dapat meningkatkan kemungkinan mengalami cidera pada ligament dan cedera yang ditandai dengan terlepasnya persendian atau biasa disebut dislokasi. Pemikiran tersebut berdasarkan landasan teori bahwa adanya kelenturan yang berlebihan (karena peregangan/stretching) akan dapat mengurangi kestabilan pada daerah persendian.
Maka dari itulah, latihan peregangan sebaiknya memperhatikan kondisi-kondisi sebagai berikut:
Jangan melakukan peregangan saat anda mengalami hal salah satu diantara;
a) Apabila tulang anda menghalangi gerakan anda (sukar bergerak).
b) Sedang mengalami patah tulang
c) Terdapat gejala peradangan atau infeksi akut
d) Terdapat gejala osteoporosis
e) Baru mengalami cidera atau keseleo
f) Terdapat pengurangan atau penurunan fungsi pada daerah pergerakan
Ada beberapa gerakan peregangan yang tergolong peregangan yang memiliki kemungkinan terlalu berbahaya dan disarankan untuk dihindari diantaranya sebagai berikut:
1) Posisi Membalikkan Satu Kaki atau Dua Kaki
Ini dikarenakan gerakan ini dapat menyebabkan:
a) Meregangnya ligamen lutut bagian tengah
b) Meremukkan meniscus
c) Menaikkan ketidakstabilan lutut
d) Menekan dan memutar tempurung lutut, akibatnya tempurung lutut bergeser
2) Posisi Berdiri Dengan Kaki Lurus Merentang
Gerakan ini terdapat resiko sebagai berikut:
a) Menekan bagian tengah dari kedua lutut
b) Kelainan bentuk lutut yang permanent, seperti bentuk lutut yang pengkar keluar
c) Menyebabkan hipertensi lutut (tekanan berlebih)
d) Penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae (tulang pinggang)
3) Posisi Tubuh Melengkung (The Bridge)
Gerakan ini disarankan untuk dihindari karena dapat menyebabkan:
a) Dapat memeras potongan tulang belakang
b) Menjepit urat syaraf
4) Berdiri Dengan Kaki Diluruskan (Dengan Kaki Dirapatkan)
Gerakan ini sebaiknya tidak dilakukan karena dapat memicu:
a) Mengakibatkan hypertensi lutut
b) Terjadi penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae
5) Posisi Membalikkan Tubuh (Inversion)
Gerakan ini sebaiknya dihindari karena dapat mengakibatkan:
a) Meningkatkan tekanan darah
b) Dapat memecahkan pembuluh darah, khususnya pembuluh darah pada mata
c) Mengakibatkan cedera stabilitas pada tulang belakang
6) Menekuk Kaki Kanan Dan Kiri Ke Dalam Dengan Ditahan Menggunakan Tangan
7) Menekuk lutut
Menyilangkan 1 Kaki Dicondongkan Ke Samping
Gerakan-gerakan diatas sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan:
a) Liggamentum collaterale mediale meregang.
b) Merobek meniscus yang terjepit di antara condyli femoris dan os tibia.


Di antara metode-metode pelatihan yang diterapkan di bidang olahraga, salah satu yang telah digunakan lebih banyak dan lebih akhir-akhir ini adalah peregangan. Kata, bahasa Inggris di asal, digunakan seperti itu dalam banyak bahasa lain dan itu berasal dari kata kerja untuk meregangkan (artinya, dalam pengertian ini, 'untuk membuat tangan, kaki dan tubuh setegak mungkin sehingga otot-otot anda menjadi panjang dan ketat '). Lebih tepatnya, kita bicara tentang peregangan otot, sendi, tendon, ligamen, dan sebagainya Bahkan sebelum istilah itu sendiri dan metode-metode spesifik yang diperoleh individualitas, peregangan banyak digunakan, terutama dalam olahraga atau aktivitas yang memerlukan mobilitas yang sangat bagus sendi dan otot khusus keluwesan (senam, seni bela diri, balet, dll). Posisi spesifik untuk hatha yoga adalah sumber inspirasi bagi gerakan yang berbeda dipraktikkan di peregangan, tetapi posisi ini mengalami banyak transformasi, adaptasi dan penyederhanaan. Efek yang paling penting adalah keluwesan peregangan otot dan sendi, yang memungkinkan peningkatan keefektifan selama pelatihan . Ada perbedaan pendapat tentang waktu yang tepat ketika peregangan harus diperkenalkan dalam program pelatihan. Dengan demikian, ada penulis yang mendukung gagasan bahwa peregangan diindikasikan baik untuk pemanasan dan relaksasi, dan bahkan untuk bagian utama dari pelatihan. Di sisi lain, ada pendapat bahwa peregangan harus dilakukan hanya dalam mengganggu relaksasi, karena gerakan yang ditujukan khusus untuk itu menimbulkan keadaan relaksasi yang tidak Anda inginkan pada awal pelatihan. Keadaan ini datang sebagai hasil dari mempertahankan mengganggu pasif dari posisi. Pokoknya, semua orang setuju bahwa peregangan perlu diantisipasi oleh pemanasan umum, cara ini dokter akan menghindari pengetatan otot-otot. Umum pemanasan memakan waktu sekitar 5 menit dan berisi latihan aerobik. Peregangan otot-otot yang belum pemanasan mungkin akan berbahaya bagi integritas dari serat otot, yang dapat dengan mudah pecah. Baik perlawanan berat badan dan pelatihan harus mencakup peregangan; efektivitas sekali hanya akan meningkatkan jenis gerakan ini dilakukan selama pelatihan. Alasan lain efektivitas yang lebih tinggi adalah kenyataan bahwa jumlah yang lebih besar motif unit yang terlibat dalam gerakan dan mereka dimobilisasi volitional lebih cepat setelah pesanan dikirim, melalui motif dorongan, ke otot-otot. Mengingat fakta bahwa berbagai gerakan yang lebih besar, lebih besar olahragawan dapat menutupi jarak, cakupan yang lebih besar, tabungan, pada saat yang sama, energi yang sangat penting terutama dalam menuntut olahraga (atletik, kano, dll). Anda dapat memiliki seluruh pelatihan hanya dengan latihan peregangan. Namun, hal ini tidak dianjurkan: otot-otot akan cepat terbiasa dengan hanya bersantai, tanpa kontrak, yang dapat menghasilkan misbalance tertentu. Lain yang mungkin efek negatif dari gerakan peregangan yang berlebihan (di atas batas fisiologis bersama) adalah kelemahan sendi atau bahkan kecelakaan seperti terkilir, dislokasi, pengetatan ligamen atau tendon, dll). Sendi utama (lutut, bahu, siku, dll) tidak dilindungi hanya oleh mobilitas mereka sendiri, tetapi juga oleh elastisitas otot-otot yang berada di sekitar mereka (periarticular). Sebagai kesimpulan, peregangan harus disertai dengan bentuk-bentuk pelatihan lain sehingga bahwa para olahragawan akan memiliki lengkap dan aman program kebugaran.

Setelah melakukan strecthing,kita melakukan lari A,B,C,D,E,F.......
1.Lari A: yaitu lari dengan kedua ujung kaki menjinjit,dan posisi kaki janganlah kaku,harus di lakukan dengan rilex.
2.Lari B: yaitu lari dengan kedua kaki di angkat ke atas,bersamaan dengan lutut yang juga di angkat keatas dan kalau bisa lutut harus menyenggol dada.
3.Lari C: yaitu lari dengan kedua kaki di tekuk ke belakang,dan menyenggol pantat./
4.Lari D: yaitu mengayun kaki dengan lurus kedepan dan ke belakang secara bergantian,dengan posisi ujung kaki yang lurus.
5.Lari E: yaitumengayunkan kaki ke atas secara bergantian atau seperti kijang yang melompat,dengan adanya enjotan dari tumpuan kaki yang di bawah.
6.Lari F: yaitu lari sprint dengan jarak yang pendek.

LEMPAR LEMBING
Lempar lembing merupakan salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga Atletik. Pada lempar lembing (dimensi lembing berat 600-800 gram, dan panjang 220-260 cm) seseorang melakukan lemparan yang dimulai dengan lari awalan dilanjutkan melakukan lemparan sehingga lembing mencapai suatu jarak tertentu.
Dalam pelaksanaannya lempar lembing bertujuan untuk melempar lembing pada suatu daerah yang ditentukan dengan menggunakan teknik tertentu dalam upaya mencapai lemparan sejauh-jauhnya. Lemparan yang benar jika seorang pelempar melempar lembing dengan sekuat tenaga dan jatuhnya lembing adalah tertancapnya atau menyentuhnya mata lembeing terdahulu dibanding dengan bagian lembing lainnya.
Dalam lari awalan merupakan kerja dari otot-otot tungkai, langkah menyilang juga kerja dari otot-otot tungkai, memposisikan tubuh merupakan kerja dari bagian togok (trunk) dan terakhir melempar sebagai momentum penting dalam menghasilkan lempayan meliputi kekuatan otot lengan atas dan bawah. Kemudian ada bagian lain yang penting adalah pegangan lembing yang di dukung oleh wrist dan jari-jari tangan.
Untuk dapat melakukan lemparan yang baik dalam lempar lembing, selain kondisi fisik yang prima maka harus didukung oleh teknik yang baik. Kondisi fisik yang besar jika tidak didukung oleh teknih yang sempurna, kegagalanlah yang akan diperoleh. Sebab salah sedikit jatuhnya lembing, maka lemparan dinyatakan batal.
Bentuk lembing mirip sebuah tombak dengan struktur batang yang aerodinamik. Bagian ujungnya dibungkus dengan bahan logam agar tak mudah rusak pada waktu menancap ke tanah. Titik kesetimbangannya mendekati bagian tengah. Bagi¬an ini dililit dengan tali sebagai pegangan bagi pelempar

Batang lembing terbuat dari kayu atau campuran bahan logam dengan berat 800 gram untuk pria dan 600 gram untuk wanita. Alat ini dilempar di daerah lemparan seperti Gambar 1.
Dalam perlombaan ada tiga aturan pokok yang harus dipenuhi seorang pelempar yaitu:
1. Lembing harus dipegang tepat pada bagian batang lembmg yang dililit dengan tali pegangan pada titik timbang.
2. Sejak ancang-ancang dimulai hingga saat lembing dilepaskan, pelempar tidak boleh menghadapkan punggungnya secara penuh ke arah sektor lemparan.
3. Lembing yang telah dilemparkan harus jatuh dengan mata lembing terlebih dahulu menyentuh tanah sebelum bagian lainnya.
Seperti halnya pelaksanaan nomor lempar lainnya, penguasaan teknik yang sempurna akan menghasilkan lemparan maksimal. Beberapa unsur gerakan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Cara memegang lembing
Sesuai dengan peraturan di atas, lembing harus dipegang pada pegangannya. Cara memegang yang lazim dipakai para pelempar yaitu sebagai berikut: sambil batang lembing digenggam, kedudukan telunjuk atau jari tengah dan telunjuk tepat di belakang lilitan tali. Kegunaanya yaitu sebagai tumpuan untuk mendorong lembing ke arah sasaran lemparan



b. Awalan atau ancang-ancang
Awalan dilakukan pada lintasan selebar 4 m yang terletak di belakang busur batas lemparan. Panjang lintasan itu sangat beragam bergantung pada kecocokan pelempar masing-masing. Namun panjang lintasan itu biasanya sekitar 20-40 m.
Sementara lembing di pegang dan diacukan ke depan, pelempar berlari dengan kecepatan yang kian meningkat tetapi masih ter-kendali. Hal ini penting karena pelempar harus mengatur langkahnya guna mengambil sikap lempar yang mantap tanpa kehilangan kecepatan
c. Sikap melempar
Tahap ini merupakan persiapan untuk melepaskan lembing. Pada sikap ini lembing seolah-olah ditarik sejauh mungkin ke belakang, sementara dada dan perut condong ke belakang dan diputar meng-hadap ke depan. Kemudian dilakukan gerakan lecutan yang dimulai dengan tolakan kaki belakang, pinggul, perut, lengan, dan tangan. Gerakan ini dilakukan dengan cepat Pada saat ini kaki atau bagian tubuh lainnya tidak boleh menyentuh busur atau tanah di depan busur batas lemparan.



1. Anslisis anatomikal
Dalam pelaksanaan lempar lembing, komponen tubuh yang melakukan lempar lembing, daerah otot yang berkontraksi dan memiliki dukungan yang sangt besar adalah kelompok anggota gerak atas. Kelompok otot yang berkontraksi anggota gerak atas pada saat melkukan lemparan. Jadi jauh tidaknya lemparan sangta didukung oleh daya ledak otot-otot lengan.


Saat menarik lengan kebelakang dan fleksi lengan, otot yang berfungsi adalah; 1) biceps brachii, 2) deltoid, 3) travezeus, 4) serratus anterior, lattisimus dorsi.
Sedangkan saat melempar dan ekstensi lengan, yang berkontraksi adalah 1) tricep brachii, 2) vektoralis mayor, 3) lattisimus dorsi, 4) deltoid anterior dan travezeus. Kekuatan lemparan hanya akan besar jika otot-otot tersebut dilatih dengan latihan yang tepat dan khususnya peningkatan kekuatan. Karena gerakannya membutuhkan power maka latihan yang dilakukan juga harus mengacu pada pengembangan power.
Sedangkan memegang lembing merupakan dukungan dari kelompok otot-otot lengan bagian bawah, dan jari-jari tangan. Untuk melakukan latihan beban harus memforsikan kekhususan pada bagian anggota gerak atas.
Anggota gerak bawah berfungsi untuk melakukan awalan lari. Dalam lempar lembing, ancang-ancang berbeda dengan lompat jauh. Kalau lompat juah, kecepatan mutlak dibutuhkan sebagai dasar untuk mendapatkan tolakan kaki yang sangat kuat. Sedangkan dalam lemapr lembing, awalan hanya untuk mendapatkan posisi yang tepat dan enak untuk melempar. Sehingga fungsi awalan dalam lempar lembing tidak begitu besar.Jenis Olahraga ini sangat berbahaya sehingga penuh perhatian untuk keamanannya. Termasuk di lingkungan sekolah, seperti tertera pada English School Athletic Association’s Handbook Peraturan keamanan harus diperhatikan.
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.

Teknik dalam lempar lembing. yang pertama, yaitu:
Cara Memegang
Lembing dipegang pada bagian pegangannya yang diikat dengan tali sepanjang 20cm, dengan jari kelingking terdekat pada ujung lembing, sedangkan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dan jari tengah memegang erat ikatan tali pegangan yang berbentuk tonjolan. Pegangan itu harus kuat dan jari-jari lainya menahan lembing di atas telapak tangan. Telapak tangan harus tetap menghadap ke atas selama gerakan melempar.

Lemparan dari sikap berdiri
Perhatikan siku harus sedekat mungkin pada lembing selama lembing belum dilemparkan. Lembing dipegang dengan dengan lurus di belakang kepala. Tangan harus lebih tinggi dari pundak. Lembing dalam keadaan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki kira-kira dua feet (60 cm) dengan ujung kaki kalau bisa menghadap ke arah lemparan. Punggung sedikit ke belakang. Gerakan lemparan dimulai dengan putaran ke depan dari panggul sebelah kanan (untuk lemparan menggunakan tangan kanan). gerakan berlanjut pada pundak mengikuti ke depan. Begitu pundak bergerak, maka lengan harus melempar secepat mungkin dengan sikunya tetap tinggi dan sedekat mungkin dengan lembing.

Lemparan dengan lari tiga atau lima langkah
Cara lari dimulai dengan kedua kaki rapat, menghadap ke arah lemparan, sedang lembing dipegang dengan tangan kanan dan lengan lurus ke belakang. Lari dimulai dengan kaki kiri Dengan kaki mendarat pada tumit ujung telapak kaki. Yang perlu diperhatikan gerakan terakhir pada langkah kaki kanan saat akan melempar. Kaki kanan bergerak ke depan, lutut diangkat lebih tinggi dan badan agak condong ke belakang. Kaki mendarat tidak pada ujungnya. Jauh dekatnya lemparan tergantung pada kecepatan lengan waktu melepas lembing.



Lompat jauh


Acara lompat jauh Grand Prix GE Money di Helsinki, Julai 2005.
Lompat jauh adalah sejenis acara olahraga di mana seseorang atlet mencoba mendarat sejauh yang boleh dari tempat yg dituju.
Mereka yang bertanding akan berlari di laluan (pada tahap elit, biasanya mempunyai permukaan yang sama dengan trek larian) dan melompat sejauh yang boleh dengan memijak sepintas pada papan kayu ke bahagian yang diisi pasir atau tanah. Jarak minimum dari papan ke tanda yang dibuat oleh atlit pada pasir diukur. Jika seseorang itu memulakan lompatannya dengan mana-mana bahagian kakinya di depan atau melebihi papan (satu lapisan plastisin diletakkan dengan segera di depan papan untuk mengesan ketepatan ini), lompatannya diisytiharkan salah atau batal dan tiada jarak akan direkodkan.
Format sebenar pertandingan ini berbeza, tetapi secara amnya peserta akan mendapat beberapa kali cubaan untuk membuat lompatan dan hanya lompatan yang terpanjang akan dikira sebagai keputusan. Peserta dengan lompatan sah yang paling jauh pada akhir pertandingan akan dikira sebagai juara.
Kelajuan semasa berlari dan tinggi lonjakan merupakan kunci lompatan yang jauh. Oleh itu tidak hairanlah jika atlet lari pecut turut bertanding dan memenangi acara ini.
Lompat jauh telah dijadikan sebagai sebahagian daripada Sukan Olimpik.
Acara ini juga dicatat sebagai dua daripada rekod dunia yang paling lama berdiri dalam sebarang acara balapan dan padang. Pada 1935, Jesse Owens mencatatkan rekod dunia yang tidak dipecahkan sehingga 1960 oleh Ralph Boston.
Lompat jauh adalah salah satu daripada acara Olimpik pada Yunani Purba. Seseorang atlit akan memegang beban pada kedua-dua tangan yang dipanggil halteres. Beban ini akan dilayangkan ke hadapan seiring apabila atlet melompat untuk menambah momentum dan dibaling ke belakang apabila berada di udara untuk menolaknya ke hadapan. Paling dingati dalam acara purba adalah seorang lelaki dipanggil Chionis di mana pada Olimpik 656 SM mencatatkan lompatan sejauh 7 m 5 cm.
Tolak peluru
Langsung ke: navigasi, cari


Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
• Untuk senior putra = 7.257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk yunior putra = 5 kg
• Untuk yunior putri = 3 kg
A. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
C. Peralatan
Alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping
D. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
Lompat Jangkit atau triple jump
Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.

Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.

Awalan dalam lompat jangkit
untuk meningkatkan kecepatan lari dengan tidak menghambat dari tumpuan-tumpuan tersebut, Jarak awalan harus cukup panjang 35 – 40 meter, supaya kecepatan mencapai titik maksimal pada waktu melakukan tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu pada balok dengan tepat.

Gerakan Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
• Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
• Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
• tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
• Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.

Gerakan step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump. Untuk mendapatkan Gerakan step yang baik. Anda perhatikan penjelasan berikut:
• Jaraknya langkah tergantung dari kecepatan saat melakukan tumpuan.
• Perpindahan diperoleh saat gerakan hop ke arah gerakan step disamping kaki yang diangkat mengayun.
• Setelah kaki melakukan dorongan yaitu setelah gerakan hop kemudian kaki yang satunya bergerak dari sikap tergantung di belakang digerakan dengan lutut terlebih dahulu dan pangkal paha dipertahankan jangan bergerak turun.
• Kaki harus digerakkan setinggi mungkin anggota badan bagian bawah tidak kaku dan tetap terayuh.
• Sebelum gerakan menumpu kaki ayun dipertahankan tergantung kemudian hentakan kaki ke atas untuk mendapatkan suatu ketinggian, dengan tumit terlebih dahulu dengan berat badan berada di depan tumit. badan waktu melayang dipertahankan tegak.
Gerakan mendarat atau Jump
Gerakan jump ini merupakan bagian terakhir dari gerakan-gerakan sebelumnya, gerakan hop dan step, untuk mendapatkan pendaratan yang sempurna perhatikan penjelasannya:
• Jauhnya hasil suatu lompatan tergantung dari kontribusi gerakan-gerakan awal.
• Gerakan step diikuti dengan kaki yang tergantung yang diayunkan ke muka dibantu dengan ayunan kedua tangan.
• Badan diusahakan setegak mungkin untuk memperoleh ketinggian yang diinginkan.
• Gerakan melayang biasanya menggunakan teknik Hang stile.
• Merentangkan kedua belah lengan ke atas dimaksudkan untuk menahan gerakan turun ke bawah (drop).
• Waktu mendarat perhatian tertuju pada kaki yang diayunkan sejauh mungkin ke depan dari pinggul.
• Lutut belakang diangkat ke depan sehingga sejajar dan kedua lengan digerakan ke depan membantu gerakan kaki, setelah tumit menyetuh pasir gerakan pinggul mendorong ke depan agar tidak jatuh ke belakang.





Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ± 10-20cm.
Lempar cakram
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Terkini (belum ditinjau)
Langsung ke: navigasi, cari


Patung pelempar cakram di Botanic Garden, Copenhagen, Denmark, oleh Skladanek bersaudara
Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.Lempar cakram diperlombakan sejak olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan condong kedepan. Latihan dasar menggunakan ring karet atu rotan
1. Diawali dgn sikap tegap
2. langkahkan slah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
3. lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus dan berada dibawah ketinggian bahu
4. langkahkan kaki lurus ke depan ( berlawanan dgn arah tangan.ikuti gerakan pinggul dan dada ke depan.kemudian lepaskan ring,ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan
Cara memegang cakram
Pegang dgn buku ujung jari2 tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam Mengayunkan cakram
Ayunkan cakram dgn ring ke depan dank e belakang di samping tubuh.pada saat mengayunkan cakram,tangan yg memegang cakram direntangkan sampai lurus.jangan sampai lepas

Gerakan lempar cakram
Ada 3 tahap dalam melempar cakram
1. persiapan - berdiri dgn kedua kaki dibuka lebar - pegang cakram dgn tangan kanan.ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri,kemudian ke kanan secara berulang2.saat cakram diayun ke kiri, Bantu tangan kiri dgn cara menyangganya
2. pelaksanaan - ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang - pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40o ) - lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
3. penutup - Bantu lemparan dgn kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga b adan melonjak ke depan-atas - langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar